Perencanaan pembangunan rumah tidak terlepas dari anggaran yang tersedia oleh pemilik rumah.
Bagi sebagian orang, untuk membangun sebuah rumah, diperlukan sumber daya yang tidak sedikit. Dalam hal ini penggunaan tenaga ahli perencana rumah ( arsitek dan ahli teknik sipil ) justru semakin diperlukan. Sudah umum di masyarakat bahwa penggunaan tenaga ahli dianggap memakan biaya besar, dan kurang ekonomis.
Fenomena perencana murah, yang sebenarnya kualitas perencanaannya masih dipertanyakan justru merebak. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa di Indonesia, pekerjaan kreatif sering dianggap mahal, dan masyarakat cenderung memakai karya bajakan yang lebih murah. Fenomena ini juga berlaku di dunia arsitektur, dimana seseorang yang mengaku sebagai arsitek, menawarkan biaya jasa yang sangat murah. Mereka secara tak bertanggung jawab, mengcopy paste hasil desain arsitek lain, kemudian menerapkannya pada desain rumah yang lain. Mereka tidak peduli bahwa setiap desain adalah individual. Sangat beresiko, bila sebuah desain arsitektur rumah, lalu diterapkan pada desain rumah lain, tanpa pengolahan apapun. Bahkan banyak rumah yang perencananya sekaligus kontraktor pelaksana pembangunannya. Tidak salah memang, tapi sistem kontrolnya tidak ada, karena hanya ada satu pihak yang bertanggung jawab. Hal ini sebenarnya sangat riskan bagi pemilik rumah.
Perlu diketahui bahwa setiap desain arsitektur tidak terlepas dari konteks dimana karya arsitektur itu dibuat. Desain sebuah rumah di sebuah tempat, belum tentu sama dengan desain di tempat lain, meskipun dengan owner rumah,luasan, kebutuhan ruang dan selera pemilik yang sama. Ada banyak aspek dalam perencanaan arsitektur pada sebuah lokasi, yang tidak bisa diterapkan dengan begitu mudah di lokasi yang lain, meskipun luas dan karakter lahannya sama.
Karya Arsitek Adi Hutomo A. Menggunakan asbes untuk dinding tanpa menggurangi nilai estetiknya. |
Itulah sebabnya, jika kita melihat, desain perumahan massal, perlahan-lahan desain rumahnya berubah. Padahal tadinya setiap rumah memiliki tampilan dan desain yang serupa. Sama seperti menjahit baju, tidak bisa selera dan ukuran orang lain lalu dipakai untuk baju kita.
Untuk pemilik yang ingin membangun rumah, namun biayanya terbatas, banyak cara yang bisa dilakukan dalam arsitektur untuk mengakalinya. Berbeda dengan perencana murah yang biasanya, memakai bahan material umum, dengan spesifikasi yang biasa mereka pakai.
Perencana professional, cenderung berusaha mencari alternatif pemecahan masalah budget dengan cara yang lebih kreatif. Penghematan pada desain bisa dengan rumah tumbuh, bentuk struktur yang simetris, atau menggunakan bahan alternatif, tanpa mengurangi kualitas, dan tampilan bangunan secara keseluruhan.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar anda disini