Menghitung Anggaran Pembangunan Rumah

Secara garis besar ada banyak cara untuk menghitung anggaran pembangunan rumah ( atau yang biasa disebut RAB). Yang umum dipakai adalah analisa harga satuan (AHS). Metode ini biasa dipakai di Indonesia. Dalam metode ini, setiap pekerjaan dihitung secara detail. Ada lagi metode perhitungan yang menggunakan harga satuan per pekerjaan dikalikan jumlah volume. Pada metode ini, harga satuan tiap item pekerjaan tidak dianalisa, tetap memakai harga pasaran. 

Namun bagi masyarakat kebanyakan yang tidak menguasai ilmu sipil, tentunya tidak dapat memperkirakan berapa biaya membangun sebuah rumah. Pemborong kecil biasanya menggunakan cara lain yang lebih sederhana. Biaya pembangunan rumah adalah luas bangunan dikalikan harga pasar per m2 (meterpersegi) bangunan yang akan dibangun. Harga pasar ini biasanya berbeda pada tiap daerah. Jenis bangunan juga berpengaruh pada harga per m2 bangunan. Harga bangunan sederhana, sedang atau mewah, akan berbeda harga luasan per m2. Semakin mewah/mahal bahan bangunan yang dipakai, serta semakin rumit desain, maka harga pasar per m2 ini akan semakin mahal. Misal jika bangunan yang akan dibangun seluas 8 x 5 m2, sedang harga pasaran setempat sekitar Rp. 2.800.000,00. maka biaya pembangunannya adalah 40m2 x Rp.2.800.000,00 = Rp 112.000.000,00.

Perhitungan di atas terlihat mudah, karena tidak dibutuhkan banyak data untuk menghitung dan mudah difahami oleh masyarakat awam. Namun perlu diketahui, tingkat ketelitiannya jauh dibawah perhitungan dengan metode AHS. Karena tingkat ketelitiannya rendah, kemungkinan over budget atau budget kurang, bisa saja terjadi.

Karena tidak ada analisa bahan dan material secara detail, maka perhitungan ini tidak bisa dijadikan dasar untuk menghitung bahan material dan tenaga yang dipakai.

Metode perhitung per m2 ini, juga tidak bisa dijadikan dasar perjanjian kontrak kerja proyek konstruksi.

Demikian sekelumit uraian tentang menghitung anggaran pembangunan rumah. Semoga bermanfaat.